Minggu, 10 September 2017

Batik Lorok


Batik Lorok Tahun 2000

Batik Lorok Pacitan di era 2000-an mulai menampakkan eksistensinya, pengrajin muda mulai bermunculan. Batik-batik yang bernuansa alami dengan detail yang halus sudah mulai bermunculan. Pembatik dan pendesain batik berusaha keras untuk menyamakan mutu dan kualitas batik Lorok dengan batik dari daerah lain. 
Batik Lorok Tahun 2000

Batik Lorok Pacitan di era tahun 2010 sudah mulai menampakkan keindahan. Ada dua jenis batik yang dibuat yaitu batik pewarna alam dan batik klasik modern. Batik klasik modern dibuat seperti layaknya batik Lorok tempo dulu, yaitu dengan cara pewarnaan menggunakan wedel (nilo) lalu dilorod, dibatik lagi, disoga lalu dilorod lagi. Sentuhan modernnya berupa coletan warna merah (rapid) dan pemberian warna kuning (sol) pada bagian obyek tertentu. Desain batik juga dibuat lebih kontemporer mengikuti perkembangan jaman, namun tidak meninggalkan ciri khas batik lorok yang berupa motif flora dan fauna yang berada di lingkungan daerah Lorok Pacitan.
Batik Lorok Tahun 2010
Share:

Batik Puri

 
Batik puri yang dipengaruhi oleh kondisi alam lingkungan Misalnya motif  bintang laut, motif bunga – bunga dan tanaman maupun motif – motif yang lain. Tahun 2011 ini Batik Puri didampingi oleh tim dari LPPM UNS yang menonjolkan batik dengan motif wayang beber . Wayang beber adalah wayang khas Pacitan yang sudah berkembang sejak ratusan tahun yang silam dan saat ini mulai dilestarikan kembali. Wayang beber yang eksotik dan kaya warna dituangkan dalam motif – motif indah di kain batik.  Ibu Puri sebagai pemilik sekaligus desainer batik Puri mampu memadukan dengan indah konsep desain dari UNS menjadi satu batik tulis yang sangat luar biasa dengan perpaduan alam dengan batik.
Share:

Batik Pace

                           Batik Pacitan Motif Pace Ceplok


Desain batik pace ini berawal dari bentuk segi empat beraturan. Bagian dalam motif segi-segi empatnya diisi dengan buah pace yang disusun membentuk segi empat berselang-seling dengan motif kulit buah pace yang sedang ditumbuhi bunga-bunga. Bagian dalam kotak segi empat dibuat variasi, ada yang diblok dengan malam ada yang dikosongkan. Motif tersebut memiliki arti sebuah ketulusan dan pengabdian seseorang kepada yang dikasihi agar terhindar dari berbagai macam musibah atau penyakit.

Share:

Batik Peksi

                      Batik Pacitan Motif Peksi Gisik Lorok


Batik motif Peksi Gisik Lorok dengan latar batu-batu koral, menggambarkan burung Sikatan yang biasa hidup di pinggiran sungai (gisik) untuk melengkapi motif batik khas Pacitan. Bagian daun dan buahnya diselipkan buah pace. Proses pewarnaan batik dengan menggunakan proses klasik. Batik ini menggunakan pewarna alami dengan pencelupan sekitar 25 kali pencelupan. Pewarna alami dibuat dari kulit mahoni

Batik Pacitan memiliki keunggulan kompetitif dari sisi warna, karena menggunakan bahan alami dari akar-akaran dan kulit kayu sehingga tampilan batiknya terkesan lembut. Batik ini selain awet, mengandung anti oksidan serta ramah lingkungan.
Peran pemerintah untuk mematenkan motif-motif Batik Pacitan merupakan salah satu upaya untuk menghindari klaim dari pihak-pihak lain yang akan mengambil keuntungan. Dan juga sebagai langkah memproteksi kekayaan budaya daerah untuk mengoptimalisasi pengembangan kerajinan batik itu sendiri.
Share:

Sabtu, 09 September 2017

Jadah Bakar



10 Kuliner Khas Ini Bikin Orang Pacitan di Perantauan Selalu Rindu Ingin Pulang


Mungkin masih banyak orang yang belum tahu makanan bernama jadah.jadah adalah makanan yang bentuknya seperti punten hanya saja terbuat dari ketan Kalau di Pacitan dikenal yang namanya jadah bakar yaitu jadah yang dipanggang layaknya memanggang daging ayam. Setelah itu dimakan dengan dengan gula pasir menghasilkan kombinasi rasa gurih dan manis.

10 Kuliner Khas Ini Bikin Orang Pacitan di Perantauan Selalu Rindu Ingin Pulang

Jadah bakar menjadi teman nongkrong anak muda Pacitan di alun-alun kota. Makanan ringan ini bisa dengan mudah ditemukan di kios-kios makanan seputar alun-alun khususnya di sisi timur. Salah satu yang menjadi langganan adalah jadah bakar Mbah Geger. Kios ini selalu ramai dikunjungi baik anak muda hingga keluarga yang menikmati suasana malam di kota kecil yang damai. Selain jadah bakar menu lain yang tidak kalah khas adalah tahu bakar yang dimakan dengan sambal kecap serta sate tahu yang nikmat.
Lokasi : Ada di sekitar Alun-alun Pacitan

Share:

Methik Pari



Kecamatan Bandar merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Pacitan yang memiliki keadaan geografis berupa wilayah perbukitan. Kebudayaan yang paling khas dari kecamatan Bandar adalah upacara adat Methik Pari. Methik dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai memetik, sedangkan Pari dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai padi. Methik Pari merupakan upacara memetik padi.
upacara adat Methik Pari

Upacara adat Methik Pari merupakan bentuk dari ucapan rasa syukur atas karunia Tuhan terhadap hasil panen yang memuaskan. Upacara ini diadakan menjelang panen raya dilaksanakan, biasanya satu hari menjelang panen raya. Biasanya upacara Methik Pari dilaksanakan pada malam hari. Upacara Methik Pari ini sekaligus bentuk penghormatan kepada Dewi Sri dan Joko Sadono yang dianggap merupakan perwujudan makhluk yang memberi hasil panen padi yang baik.
Upacara Methik Pari dilaksanakan sejak zaman nenek moyang. Ketika itu, nenek moyang di wilayah tersebut mulai bercocok tanam padi dan setiap bercocok tanam mereka akan melakukan ritual Methik Pari. Hingga saat ini ritual tersebut masih terjaga. Selain sebagai bentuk rasa syukur dan melestarika budaya, upacara ini juga dilakukan karena mayoritas penduduk Kecamatan Bandar adalah petani padi.
Share:

Kethek Ogleng



Kethek Ogleng

Kethek Ogleng merupakan kesenian tradisional khas Kecamatan Nawangan. Kethek dalam bahasa Indonesia berarti kera, sedangkan Ogleng diambil dari bunyi gamelan yang bersuara “gleng gleng”. Kesenian tradisional Kethek Ogleng merupakan seni tari tradisional yang berlatar belakang sejarah. Tari tersebut merupakan karya seorang petani bernama Sutiman yang baru berusia 18 tahun. Tarian tersebut diciptakan pada tahun 1963. Dalam perkembangannya, tari Kethek Ogleng menggunakan latar belakang cerita Panji yakni tentang kerajaan Jenggala dan kerajaan Kediri di Jawa yang dituangkan dalam bentuk tarian yang energik.
Esensi dari tarian Kethek Ogleng ini meliputi dua hal, yakni vertikal dan horisontal. Esensi secara vertikal melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan. Sedangkan esensi horisontal melambangkan hubungan antar manusia dalam masyarakat yang memperlihatkan kebersamaan, kesetiakawanan, dan gotong royong.
Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

Batik Lorok

Batik Lorok Pacitan di era 2000-an mulai menampakkan eksistensinya, pengrajin muda mulai bermunculan. Batik-batik yang bernuansa alam...

Cari Blog Ini

Blog Archive


Labels

Featured